Selamat Datang

SELAMAT DATANG DI BLOGGER PENDIDIK MINGKRIK

Jumat, 01 Februari 2013

Teori Pembelajaran Piaget

             Pada umumnya anak SD berumur sekitar 6/7—12 tahun. Menurut Piaget (dalam Hudoyo, 1988: 45), anak seumur ini berada pada periode operasi konkret. Periode ini disebut operasi konkret sebab berpikir logiknya didasarkan pada manipulasi fisik objek-objek konkret. Anak yang masih berada pada periode ini untuk berpikir abstrak masih membutuhkan bantuan memanipulasi obyek-obyek konkret atau pengalaman- pengalaman yang langsung dialaminya. Dalam belajar, menurut Piaget, struktur kognitif yang dimiliki seseorang terjadi karena proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Adapun akomodasi adalah proses menstruktur kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru (Hudoyo, 1988: 47).
            Jadi belajar tidak hanya menerima informasi dan pengalaman lama yang dimiliki anak didik untuk mengakomodasikan informasi dan pengalaman baru. Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan pada tahap operasi konkret adalah pembelajaran yang   didasarkan pada benda-benda konkret agar mempermudah anak didik dalam memahami konsep-konsep matematika. Misalnya untuk memahami suatu konsep matematika, anak memerlukan bantuan memanipulasi benda-benda konkret yang relevan sebagai pengalaman langsung. Contoh untuk memahami konsep penjumlahan bilangan cacah 3 + 4 anak  perlu mengalami menggabungkan kelompok 3 benda dengan kelompok 4 benda menjadi satu kelompok baru (gambar 14). 

 
             Dapat juga dengan melakukan permainan berlagu ular naga panjangnya atau naik kereta api.
Menurut Piaget, perkembangan belajar matematika anak melalui 4 tahap yaitu tahap konkret, semi konkret semi abstrak, dan abstrak. Pada tahap konkret, kegiatan yang dilakukan anak adalah untuk mendapatkan pengalaman langsung atau memanipulasi objek-objek konkret. Pada tahap semi konkret sudah tidak perlu memanipulasi objek-objek konkret lagi seperti pada tahap konkret, tetapi cukup dengan gambaran dari objek yang dimaksud. Kegiatan yang dilakukan anak pada tahap semi abstrak memanipulasi/melihat tanda sebagai ganti gambar untuk dapat berpikir abstrak. Sedangkan pada tahap abstrak anak sudah mampu berpikir secara abstrak dengan melihat lambang/simbol atau membaca/mendengar secara verbal tanpa kaitan dengan objek-objek konkret. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh 4 tahap anak dalam memahami bilangan 3 (tiga) berikut: Pada tahap konkret: misal anak melihat pertunjukan tari balet dengan penari sebanyak 3  orang untuk dapat memahami bilangan 3. Pada tahap semi konkret: dengan melihat gambar 3 orang penari  anak mampu memahami bilangan 3. Pada tahap semi abstrak: dengan melihat
3 tanda (misalnya noktah), anak mampu memahami bilangan 3 , ada tahap abstrak: dengan melihat
angka 3 atau mendengar “tiga”, anak sudah mampu memahami bilangan 3.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar