Selamat Datang

SELAMAT DATANG DI BLOGGER PENDIDIK MINGKRIK

Sabtu, 27 April 2013

SEJARAH HARI PENDIDIKAN NASIONAL

TAMAN SISWA DI YOGYAKARTA

Hari Pendidikan Nasional selalu jatuh setiap tanggal 2 Mei tiap tahunnya. Namun apakah Anda tahu sejarahnya mengapa tanggal ini dipilih ?
Tanggal 2 Mei sejatinya adalah hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara , beliaulah yang dianggap sebagai pahlawan yang memajukan pendidikan di Indonesia,berkat jasa beliau Perguruan Taman Siswa berdiri,suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Ki Hadjar Dewantara juga suka menulis , banyak tulisannya yang sangat tajam terutama menyindir Belanda , salah satunya adalah Als Ik Eens nederlander Was ( Seandainya Aku Seorang Belanda ) yang salah satu petikannya adalah sebagai
“Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya.
Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! “Kalau aku seorang Belanda” Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun“.
Karena tulisannya tersebut Ki Hajar Dewantara dibuang ke pulau Bangka namun dipindahkan ke Belanda karena pembelaan Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesumo , sepulangnya ke Indonesia Ki Hadjar Dewantara membangun Nation
aal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922 yang menjadi awal dari konsep pendidikan nasional.
Ki Hadjar Dewantoro akhirnya meninggal pada 28 April 1958 dan Pemerintah menetapkan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional sejak tahun 1959 sebagai penghargaan atas jasa-jasanya di bidang pendidikan.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya , oleh karena itu mari kita menghayati Hari Pendidikan Nasional ini dengan sebaik-baiknya

----------------------------------------------------------

INS DI KAYUTANAM SUMBAR

Awal Berdirinya Ruang Pendidik INS Kayutanam
Dari berbagai tempat datang permintaan supaya Angku M. Syafei mendirikan sekolah yang dicita-citakanya itu. Di Jakarta mendapat dukungan dari M.Thamrin dengan partainya, Kaum Betawi, Pastor Wabbe yang memimpin perguruan katholik serta Budi Utomo, di Ambon di Makasar, medan dan Ujung pandang. Sesudah dipertimbangkan maka pilihan jatuh untuk mendirikan di Sumatera Barat (Minangkabau), yang menjadi faktor pendorong adalah karena kebiasaan pemudanya yang suka merantau ketempat lain.Tetapi di Minangkabau sendiri menghadapai berbagai kendala karena disana sering terjadi pemberontakan dan udara politik yang hangat yang dihidupkan kaum politik dan islam.
Untuk mengatasi kendala itu dibuatlah kerjasama dengan perkumpulan pegawai kereta api dan tambang Ombilin yang dipimpin oleh ayahnya sendiri pada waktu di Sumatra Barat yang mendapat kepercayaan penuh dari pemerintah Hindia Belanda. Kerjasama itu berjalan dengan baik selama lebih dari 10 tahun , kemudian karena beban sekolah itu sudah bertambah banyak dan tidak dapat dipenuhi lagi oleh perkumpulan itu maka Tanggal 31 oktober 1926 diserahkan kepada M. Syafei untuk mengelolanya dengan tidak ada syarat apapun.
Ruang Pendidikan INS Kayutanam
Kayutanam adalah sebuah nama desa kecil di Sumatera Barat sedangkan INS sebuah lembaga pendidikan yang tersohor dengan nama RP Indonesche Nederlandsche School (Ruang Pendidikan INS) Kayutanam. RP INS kayutanam tahun 1926 memiliki 75 orang siswa terdiri atas dua kelas (1A dan 1B) dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Gedung sekolah RP INS Kayutanam dibangun sendiri oleh siswa tahun 1927 terbuat dari bambu beratap rumbia.
Perkembangan selanjutnya INS yang sekarang berada di bawah tanggung jawabnya diusahakan supaya berkembang lebih cepat dari sebelumnya. Atas Jasa Dr.Sjofjan Rassat , pemimpin rumah sakit di Kayu Tanam dan pemimpin urusan kesehatan pada perguruan INS pada tahun 1935 perguruan INS dapat memakai tanah Erpacht seluas 8 hektar di desa pelabihan, yang berjarak 3 kilometer di luar Kayutanam. Sebelumya INS hanya menempati tanah seluas 1 hektar tetapi tanah itu telah penuh dengan kelas sehingga tidak dapat menambah gedung , sedangkan masih banyak tempat belajar yang kurang selain rumah guru dan asrama siswa.Tahun 1936 pemindahan dilakukan berangsur-angsur dan pada bulan November 1936 murid-murid sudah dapat belajar di Pelabihan
Proses pemindahan dari Kayutanam ke Desa Palabihan selesai pada tahun 1939. Kemajuan terus tercapai dengan terbangunnya asrama dengan kapasitas 300 orang dan 3 perumahan guru, dengan jumlah ,murid 600 orang, asrama dilengkapi dengan satu ruang makan dan dapur, 1 restoran, 1 gedung koperasi, 1 lapangan tennis, 1 tempat berenang dan bersampan, 1 tambak ikan, taman bacaan, 1 tempat bersenam, 1 ruang ibadah, 1 workshop (ruang teori dan praktek), 1 pesanggerahan, 1 ruang auditorium (teater dan paneran), 1 kebun percobaan, 1 ruang peternakan, 2 buah rumah peranginan, 1 tribun lapangan bola dengan kamar pakaian, ruang musik, 1 politeknik dan 8 ruang belajar Kolom renang disini dimaksudkan untuk menumbuhkan jiwa watermindednes pada pelajar karena letak Indonesia yang dikelilingi oleh lautan dihalaman depan INS di Pelabihan terdapat tanah seluas 20 hektar milik R. Sjofjan Rassat yang kemudian diserahkan untuk pemeliharaan ternak kerbau kolektif dan sawah-sawah serta pemerahan susu.tumbuhan-tumbuhan disini mengenai getah ,kelapa dan buah-biahan sedang dihalaman INS ditanami tanaman muda atau sayur.Pemeindahan dan pembangunan INS menelan banyak biaya untuk keperluan itu Ibu Chalidjah megizinkan menjual sebagian perhiasannya seharga enam ribu gulden. Untuk membayar pelunasan dan biaya operasional INS ini diperoleh dari berbagai kerajinan tangan siswa dan kreatifitas lainnya seperti dengan menggelar Pertunjukan dengan tiket terjangkau, termasuk tidak menerima subsidi dari pihak manapun termasuk dari pemerintah Belanda. Walaupun sebenarnya pihak Belanda bersedia memberikan segala macam bantuan tetapi semua bantuan itu dia tolak .Untuk engku M. Sjafei sendiri Belanda berusaha untuk membujuk beliu dengan berbagai macam kedudukan seperti menjadi asisten Lektor dalam Bahasa Indonesia di Universitas Leiden,menjadi Hoofdredaktur pada balai pustaka, serta menjadi Ajunct Inspektur pada pendidikan untuk anak-anak Bumiputra.Beliau lebih suka pada perguruan sendiri walaupun sulit tetapi merdeka.Tahun 31 oktober 1941 M.Sjafei berhenti sebagai orang yang mempunyai perguruan tersebut semua Inventarisnya diserahkan pada Nusa dan Bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar